Pada tahun 1977 sesuai dengan Renstra Angkatan Darat tentang validasi dan pembentukan satuan baru di Kodam XVI/Udayana, salah satunya adalah pembentukan satuan bantuan tempur (Satbanpur) Zeni di Kodam XVI/Udayana, maka sesuai Skep Kasad Nomor Skep / 60 / I / 1974 tanggal 15 Januari 1974. Pada tanggal 12 Nopember 1977 terbentuklah Satuan Detasemen Zeni Tempur 9/YKR Kodam XVI/Udayana diresmikan oleh Pangdam XVI/Udayana Brigadir Jenderal TNI Soeweno dengan menempati asrama ex Arhanudri di Gianyar dengan Organisasi dan Tugas Denzipur yang terdiri dari 1 Peleton Markas, 1 Peleton Pemeliharaan dan Peralatan (Harpal), 1 Peleton Bantuan dan 3 Peleton Lapangan Zeni Tempur (Tonzipur).
Pada awal pembentukan Denzipur 9 dipimpin oleh Mayor Czi Putu Sedana dengan 2 (Dua) Komandan Peleton Letda Czi I Putu Adi dan Capa Puguh Santoso dengan jumlah 62 orang Tamtama lulusan Secata Angkatan I dari Rinifdam XVI/Udayana dan 10 orang Anggota Ex Yon Zipur 10/Ampibi. Dengan personel yang sangat terbatas satuan Denzipur 9 membantu Kodam XVI/Udayana dengan daerah kekuasaan meliputi Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan Timor -Timur (pada saat itu Timor-Timur masih menjadi Provinsi ke-27 NKRI).
Pada tahun 1993, Komandan Detasemen Zeni Tempur 9 pada saat itu Mayor Czi Zainal Arifin, memandang perlunya Lambang Satuan untuk lebih meningkatkan kebanggaan dan lebih memupuk jiwa korsa dari Prajurit Detasemen Zeni Tempur 9 maka dirumuskan lambang satuan seperti halnya satuan Zeni lainnya, dengan gambar dan arti sesuai dengan perkembangan dan penyempurnaan sebagai berikut :
Gambar : Konsep awal yang digunakan sebagai
Lambang Satuan Detasemen Zeni Tempur 9
Gambar : Lambang Satuan yang digunakan Satuan
Detasemen Zeni Tempur 9 mula-mula (1993-2006)
Lambang satuan mengalami penyesuaian dan penyempurnaan yang disesuaikan dengan satuan Zeni lainnya pada tahun 2007 dan mulai tahun tersebut Sesanti “Yudha Karya Raksaka” disertakan dalam setiap penulisan dan penyebutan Satuan dari sebelumnya Detasemen Zeni Tempur 9 (disingkat Denzipur 9) menjadi Detasemen Zeni Tempur 9/Yudha Karya Raksaka (disingkat Denzipur 9/YKR).
Gambar : Lambang Satuan Detasemen Zeni Tempur 9/YKR
yang digunakan 2007 s.d. sekarang
Keterangan Tentang Arti/Makna Lambang Satuan.
a. Sloka : YUDHA KARYA RAKSAKA
b. Tata warna adalah Merah, Kuning dan Hitam yang melambangkan sifat-sifat sebagai berikut :
1) Merah : Keberanian yang gagah perkasa.
2) Kuning : Keluhuran yang bijaksana dan cendekia.
3) Hitam : Kemantapan, keteguhan dan kekekalan.
c. Makna Lukisan :
1) Bintang Bersudut Lima adalah lambang Angkatan Darat yang melambangkan suatu cita-cita luhur dan penuh harapan untuk mencapai hasil yang gemilang dalam pelaksanaan tugas.
2) Pisau Katana, melambangkan kemampuan Prajurit Detasemen Zeni Tempur 9/YKR selain mempunyai kemampuan bertempur seperti prajurit lain juga mempunyai kemampuan khusus.
3) Gapura warna merah, melambangkan keberanian yang bertanggung jawab dan selalu siap menjaga keutuhan NKRI.
4) Benteng Purba warna Kuning, melambangkan konstruksi yang kuat tidak lapuk oleh hujan tidak lekang oleh panas. Melindungi dan mempertahankan kesejahteraan Bangsa dan Negara sehingga mulia di mata dunia.
d. Arti Sloka YUDHA KARYA RAKSAKA
1) YUDHA : Bertempur.
2) KARYA : Membangun.
3) RAKSAKA : Melindungi dan mengayomi rakyat.
Kesimpulan dari arti/makna Lambang Satuan. Melambangkan kemampuan Prajurit Detasemen Zeni Tempur 9/YKR dalam bertempur dan membangun untuk melindungi dan mengayomi rakyat.
Dalam perjalanan dari awal terbentuknya Satuan Detasemen Zeni Tempur 9/YKR hingga saat ini telah terjadi beberapa validasi untuk menyesuaikan dengan tugas-tugas yang semakin kompleks yang dihadapi oleh TNI AD di masa datang.
Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, maka pimpinan TNI AD perlu merevisi Struktur Organisasi Detasemen Zeni Tempur untuk menghadapi semakin kompleksnya tantangan dan ancaman di wilayah NKRI, maka dibentuklah Peleton Penanggulangan dan Penjinakan Bahan Peledak (Ton Jihandak) di tiap-tiap Satuan Zeni Tempur yang dituangkan dalam Organisasi dan Tugas Detasemen Zeni Tempur tahun 2003.